Belajar dari Duka Sumatera, NTB Diminta Waspada Krisis Ekologis
MATARAM, NTB - Gelombang bencana ekologis yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menggugah keprihatinan warga di berbagai daerah, termasuk di NTB.
Angga Setio utomo, pegiat sosial dan pencinta alam asal Kota Mataram, menyebut tragedi tersebut sebagai alarm keras bagi seluruh wilayah Indonesia untuk lebih serius menjaga lingkungan hidup.
Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sedikitnya 990 orang meninggal dunia akibat rangkaian banjir bandang dan longsor di tiga provinsi tersebut.
Rinciannya, 407 jiwa di Aceh, 343 jiwa di Sumatera Utara, dan 240 jiwa di Sumatera Barat. Selain itu, 5.400 orang mengalami luka-luka, sementara 220 orang masih dinyatakan hilang.
Bencana berdampak pada 52 kabupaten dan kota, merusak ribuan fasilitas publik, dan memaksa sekitar 800 ribu warga mengungsi, dengan Aceh Timur menjadi wilayah pengungsian terbesar.
“Ini bukan hanya duka bagi Aceh atau Sumatera. Ini duka kita bersama sebagai bangsa,” ujar bang Angga, Minggu (14/12/2025).
Dia mengingatkan bahwa NTB juga bukan wilayah yang kebal dari bencana serupa. Ia menyinggung banjir bandang 6 Juli 2025 yang merendam permukiman warga di bantaran Kali Ancar dan Kali Jangkuk di Kota Mataram.
Menurut bang Angga hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk NTB, kini menghadapi siklus cuaca ekstrem yang diperparah oleh degradasi lingkungan, alih fungsi lahan, dan melemahnya kesadaran kolektif dalam menjaga ruang hidup.
“Intinya mari bekerja sama, bahu-membahu, gotong royong menjaga lingkungan dan alam NTB yang kita cintai ini,” tegasnya.
Ia menilai, upaya pemerintah dalam penanganan darurat, mulai dari pembersihan material banjir, penyaluran bantuan, hingga pemulihan akses jalan, harus dibarengi dengan perubahan perilaku masyarakat.
Tanpa perbaikan tata kelola lingkungan dari hulu, bencana akan terus berulang dengan skala yang semakin besar.
Bang Angga tragedi di Sumatera seharusnya menjadi cermin bagi warga dan pemerintah daerah di NTB untuk berbenah sejak dini, sebelum bencana serupa datang tanpa aba-aba.

Posting Komentar untuk "Belajar dari Duka Sumatera, NTB Diminta Waspada Krisis Ekologis"